PENGARUH
BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Mengenai Bahasa Gaul
Bahasa
Gaul atau Bahasa prokem merupakan bahasa pergaulan. Bahasa ini kadang merupakan
bahasa sandi, yang dipahami oleh kalangan tertentu. Bahasa ini konon dimulai
dari golongan preman. Bahasa gaul adalah dialek nonformal baik berupa slang
atau prokem yang digunakan oleh kalangan tertentu, bersifat sementara, hanya
berupa variasi bahasa, penggunaannya meliputi: kosakata, ungkapan, singkatan,
intonasi, pelafalan, pola, konteks serta distribusi.
Bahasa
gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja
sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki
bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi
diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap
tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui
apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain
petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa
mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka
menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Bahasa
akan selalu berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya,
baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari penggunanya.
Oleh karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa
pejabat/politikus, ragam bahasa anak-anak, termasuk ragam bahasa gaul. Hal
tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Bahasa akan
terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi.
Kosakata
bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di
lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat
beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi
sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan
menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota
kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran
bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan
perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan
remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar
lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang
berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi,
kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak
perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang
sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.
Bahasa gaul merupakan sarana komunikasi di kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok atau pihak
lain.
seperti contoh:
Dan masih banyak kosakata bahasa Gaul lainnya…
Jadi gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan
benar, karena dengan kita menggunakan bahasa Indonesia secara baik, kita
berarti sopan dalam bertutur kata.
Bahasa
Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang baku, bukan bahasa gaul yang sering
kita ucapkan sehari-hari. Bahasa Indonesia yang baku terdapat kosakata bahasa
yang baik dan sopan. Bahasa Indonesia yang baku sangat berbeda dengan bahasa
gaul,
Bahasa bukan sekedar
alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar
berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atauaturan bahasa yang berlaku. Ungkapan
“Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudah sering
mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalah pengertian apa
yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapan tersebut? Apakah
sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur (kriteria) bahasa yang
baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar